Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...

Puisi karya omi

Pelita tua

Oleh: omidah
Jakarta ,5 November 2019

Ku songsong pagi indah dengan jeritan terimakasih
Samar-samar ku tatap jalan lengang di balut kabut pekatnya
Mentari dengan terik malu menampakan wajah
Terhela deru syukur  dari benak atas nikmat-Nya

sederhananya dirimu wahai pelita tua
yang mendampingiku saat mentari telah kembali keperaduannya
mungkin nanti akan ada yg menggantikanmu
Namun aku ingin kau selalu menerangi mereka di kegelapan malam

tubuh mu yg sederhana terlihat indah
dibanding mereka yg mewah
bergelamor di kota kota
Kau tidak pernah menyombongkan dirimu untuk terlihat mewah
Seperti mereka yg bergelimang harta
Minyak dan tanah adalah batang tubuhnya

terimakasih pelita tua



LUKA KALA HUJAN 


Omidah
 JAKARTA 8 FEBUARI 2020


Hujan turun membasahi bumi
Semilir angin kencang menyirami hati
Kehangatan terasa indah
Saat hati telah terpanah

Tetesan air mata yang bersembunyi di sela-sela hujan deras
Tak terlihat..
Tak ada lagi kenangan manis
Hanya tersisa segelas teh manis

Melupakan hal yang pernah kita jalani bersama
Hanya menambah luka di dada
Seperti amukan suara petir yang bergetar kencang
Hingga hati yang masih terngiang-ngiang

Kemana langkah pergimu
Yang tuju sampai ke ujung buntu
Aku merindukanmu dalam setiap ingatakan ku
Teringat dirimu ,kenangan bersama mu ,harum tubumu,yang kudapat hanya harapan semu.


Menggugat langit


Karya omidah
Jakarta 12 agustus 2019




Malam terasa gelap
Tanpa bintang ataupun bulan yang bersinar, ku ingin membuat sebuah cahaya,,tapi apa aku bisa?

jalan ku saja sulit,
bagaimana ku bisa membuat semua benda-benda langit tersenyum lega..

Jika aku bisa,
Kenapa harus disulitkan Tuhan?!
Jujur,
aku ingin menyerah saja sampai disini,
Rasanya tidak ingin lagi berjalan...

Apa boleh aku menyerah?
Apakah boleh ku mengeluh?
dan apa boleh,
aku pergi tanggalkan tugas dariMu..

Tuhan,
ku harus bagaimana
Ini terasa sulit bagiku
Jika ku harus pergi dan menyerah, bagaimana dengan mereka....

Bantu aku,
Turunkan malaikat-malaikatMu untuk bersamaku, memapah seluruh asa ku yang lelah, atau sekedar tempat hati ini bersandar sebentar...

Dan aku masih percaya..
Engkau membawa ku sejauh ini,
Tak mungkin bila hanya untuk meninggalkan ku sendiri..
Kini ku berserah seutuhnya
padaMu..

Tulisanku

Omi
 5 febuari 2020



Tulisan ku
Tidak seindah itu
Sulit di mengerti
Sulit dipahami

Aku iri
Dengan mereka yg pandai
Mencurahkan isi hati lewat tulisan
Serta menjadi sebuah puisi yang mengagumkan

Aku menulis
untuk mencurahkan apa yg ada di hatiku
mengisi kekosongan waktu
Belajar merangkai kata yang romantis atau sedikit sadis

Bukan untuk di terka terka
Bukan untuk dikira kira
Sebab tulisan ini bermakna
Untuk mereka yang membaca



RINDU AYAH 


Apa kabar?
Rindu ini datang secara tiba-tiba,  tanpa adanya undangan
Seperti jelangkung yang datang tanpa di undang dan pergi tanpa di antar
Ya kini aku sedang di landa rindu akan kenangan

Pahitnya kopi yang hanya sebentar
Menyisakan rasa yang lama,di dalam dada bergetar
Pahitnya ketiadaan di balut manis nya rasa yg begitu lama
Tentang kenangan yang indah saat dahulu kala

Andai saat itu aku sudah dewasa, mungkin aku bisa menjaganya
Namun aku yang masih kecil dan belum tau apa apa hanya bisa tertawa
Bercanda
Menangis
Serta membuatnya bahagia lewat tingkah laku ku yang masih kanak - kanak

Senja pun pergi dan malam pun tiba
Kenangan indah pun ikut pergi dan luka itu tiba
Semua terasa sebentar seperti waktu yang begitu cepat
Kau pergi meninggalkan kenangan di hati yang sedang sakit

Begitu cepat waktu berlalu, kenangan itu perlahan sirna
Namun  semua itu tidak akan hilang di hati anaknya
Kenangan yang menceritakan dia dengan nya yang telah pergi
Akan abadi sampai sang anak kembali pada illahi

Aku berdoa
Semoga dia disana tenang dan bisa tersenyum melihat aku yang sudah pandai berlari,berjalan , membaca dan membuat bidadari dibuminya tertawa
Aku akan merawat bidadari mu,  seperti dahulu engkau merawatku

Ayah tidak perlu risau disana, karna puteri kecilmu disini baik baik saja
Aku janji tidak akan menyusahkan bidadari mu hingga aku tiada
Aku dan bidadari mu selalu mendoakan mu, dikeheningan malam yang begitu indah
Semoga kau disana bisa tertawa bersama orang orang yang soleh


omi
Jakarta, 29 februari 2020



LUKA SANG ANAK

Senyuman indah ketika ijab kabul selesai
Hidup bahagia seperti pelangi yang disinari matahari
Kesuraman muncul saat di malam hari
Hati menyayat hanya bisa berdiam diri

Pagi tiba disinari mentari
Dihidangkan sebuah kopi diatas meja
Bercerita akan hal indah yang pernah dilakukan bersama
Namun semua itu sirna

Kesirnaan membuat sang anak merana
Setiap hari mendengarkan pertengkaran mereka
Tetesan air mata jatuh di pipi karena keegoisan mereka berdua


mungkin merantau cara terbaik agar pertengkaran mereka mulai mereda
Tetapi ada sebuah kabar buruk ketika berada di Jakarta
Melamun mendengarkan lirih bisikan angin yang masuk ke telinga
Bisikan itu selalu menghantui hingga tidurnya tidak nyaman

Sebuah kabar yang menghancurkan serpihan hati
Tertera selembar kertas menunjukan kata cerai
Kabar itu menghancurkan hati sang anak
Seperti mayat yang mati tertusuk

Menambah luka sampai ter engah engah
Buliran air mata yang jatuh tak serupa
Dan luka - luka hanya menjadi kenangan menyakitkan baginya
Hanya menyiksa pikiran dan di dada

Omidah

Jakarta,  Jumat 27 maret 2020



SURGA



Tuhan, aku tidak pantas disana



Karya : Omi
Kuningan, minggu 25 oktober 2020



KEMARIN BESERTA HARAPAN


Kemarin aku berkhayal menjadi seorang guru
Namun semua menjadi debu
Sebaliknya aku diam dan tertunduk membisu
Seperti harapan-harapan palsu

Kemarin aku bermimpi tentang kita
Namun semua menjadi sirna
Setelah aku tau kau bermimpi tentang dia
Aku terdiam dan sesekali menerka-nerka pada dunia

Sekarang adalah awalku memulai kehidupan baru
Berharap mimpi ini tidak hanya menjadi harapan semu
Dengan yakin aku berdiri melangkahkan kakiku kedepan
Berlari mengejar impian menjadi kenyataan


Karya : Omi
Kuningan, 1 November 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN PUISI MENURUT KBBI