Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...

Celotehan Rey

Ditulis oleh Reseyca 



Tanpa Rasa
(Adrenokortikotropik)

Di antara melodi gitar yg terlantun
Mengusik keheningan dalam bingar rerintikan hujan
Deru angin yang bergemuruh
Menemani seungkap cakap

Dalam dialog retorika penghujung hari
Mendorong adrenokortikotropik terpaku memberontak
Menjadikan diri insan tanpa raga

Hingar
Bingar
Pengar
Ambyar

Biarlah sejenak tenggelam
Biarlah sejenak terhenti
Menikmati temaram dalam kalbu

Melihat tanpa mata
Mendengar tanpa telinga
Berlakon tanpa suara

Biarlah melodi ini yang menyatu dalam sesapan kopi tanpa gula, bukan gula tanpa kopi
Agar langit menghantar hari pada sang senja
Senja yg menorehkan kisah tanpa pena
Menjadi saksi dusta, ria, ceria

Topeng-topeng 2-3-4-5-6
Akan terhempas di penghujung malam
Menjemput kesendirian
Mencambuk perasaan

Hingga tersadar pada candu fiksi tak berujung
Yg tersesat pada logika nurani
Hei, sadarlah
Sadarlah



Tanda tanya


Dalam seulas senyum sang mentari pagi

Menyambut insan dalam kehangatan diri

Membawa celoteh menjadi cerita

Dalam aksara yang membara




Menari dengan cita sang mega

Menyatu dalam bunyi sangkakala

Kunikmati derap langkah kaki

Yang berbicara pada ilahi




Izinkanlah hati ini sejenak meronta

Dalam jeruji rasa alkena

Agar aku yang sebenarnya aku

Tidak lagi tersembunyi dalam kalbu




Merona Terpaku Terpana

Dalam kisah tanpa cerita

Hingga dia yang sebenarnya dia

Menjadi tawa tanda tanya

Pontianak, 18 Februari 2020



Kanvas Tak Bertuan 


Goresan berawal dari sebuah titik
Mengukir hasrat dalam gelora jiwa
Membawa raga tenggelam bersama sang imaji
Mata kembali mengulang kisah
Menderu dalam lara
Ini memang bukan tempatku
Ini memang bukan rumahku
Tapi titik itu tumbuh menjadi cerita disini
Yang membawaku
Terhenyak dalam kanvas tak bertuan
Waktu memang begitu sempurna
Ia yang menghantarku dengan ruang dan tempat
Ia juga yang menghujamku dengan sayat sayat belati
Hingga aku tak lagi menyadari
Dimana ruang dan waktu tempat ku berada
Hampa begitu terasa
Hingga air mata menggenangi jiwa
Izinkanlah lara ini mengalir dalam genangan kehampaan
Agar tak lagi hadir
Kisah tanpa tuan

29 Februari 2020
Pontianak, Kalimantan Barat

Rey



Ruang 


Riuh , gemuruh
Menjadi bising dalam hening
Derai yang mengurai asa
Layaknya lara menusuk pikuk sang raga


Onggokan materi berteriak melolong jauh dipenghujung malam
Menjerit dalam hantam kertak dan kertak
Kisah yang seolah diam lantas menghujam


Hanya akan kunikmati
Lilin tanpa cahaya
Yang hadir karena harapan
Bukan dalam nyata


Kicauan burung yang menjadi angan
Hanyalah melodi indah yang tak pernah aku miliki
Layaknya fajaryang menyingsing
Menyapa dalam ketiadaan


Kunikmati lirih setiap tatih
Mengusik hati yang kini hadir
Berdansa indah kesana kemari
Layaknya handal sang penari


Maka sejenak
Izinkanlah waktu memasuki ruang dan tempat
Agar kisah ini
Dapat berjumpa pada gulana penat


Selamat tinggal kisah kanvas tak bertuan


Reseyca

19 Maret 2020

Semesta

Kutiup pesan pada sang angin
Akulah embun yang menanti disetiap pagi
Mekar yang merona disetiap mawar
Dan indah yang hadir disetiap senja

Menyambut tawa
Dengan indah lesung pipmu
Maka tersenyumlah
Layaknya senandung lagu sendu


Yang menopang harimu
Dengan kasih dan rayu
Aku masih disini
Di rumah yang sama

Dengan hati yang mencinta
Disetiap bayangmu
Karena aku percaya
Semesta tak sebercanda itu 


Pontianak
23-04-2020

Reseyca


Kita

Ukiran pena menjadi pertemuan
Membawa cerita indah
Pada masa antara kau dan aku
Kita yang memulai tawa 
Kita yang bahagia
Biarkan saja sang mega iri pada kita 
Sempurnanya waktu
Menari dalam kemesraan 
Walau sejenak 
Walau hanya seketika
Kunikmati anggun caramu mencinta
Dan kunikmati aku yang jatuh cinta 
Biarlah cinta 
Menjadi cinta
Cinta antara kau dan aku 
Slamanya 

Reseyca

18 04 2020

Aku
Goresan tinta berteriak dalam putih keheningan
Melihat bayang 
Pada perjalanan tanpa kiasan

Titik titik yang menolak menyatu
Membiaskan bekas lama bertoreh kisah dalam asa
Penantian tanpa ruang dan waktu

Aksara yang bergelora berlomba menjadi aurora
Indah yang tak dimiliki layaknya pena tanpa tinta

Tulisan , ukiran
Menjadi pahatan kenyataan
Yang membawa takis menjadi tangis
Dalam kisruh nan bengis

Hhhhhhh
Kunikmati saja bias cahaya
Hangat, indah
Aku , iya , Aku
Dan cukup Aku saja 

Reseyca

Pontianak, 8 April 2020


Tiket Hujan Kenangan"

Kataku :
aku sedang dipintu tunggu memegang karcis bahagiamu, diantara hujan yg rapuh, menonton kenangan  merelakan.

Nektar surgawi yang kau rangkum sebagai cerita dalam hati, menjadi pecahan baru bernama "kau" yg terus halus menghantuiku.

Sesekali menjelma bagai arsenik dalam udara, amoniak dalam raga, besi panas dalam lentik lengan dan peluk yg paling berdarah.

Dan aku meneguknya, sebagai anggur merah paling pahit bernama topeng : kau bisa bahagia, sepertiku.

Katamu :
Tak masalah
Bila anggur merah itu kau teguk dengan kenikmatan.

Aku tau begitu peliknya hatimu, pada luka berdarah yang tak kulihat merah.

Tapi sejenak tinggallah pada waktu dan tempat yang sama, agar sesuatu yang bernama "Kau" tak selalu menghantui. Agar hujan tak lagi jadi karcis kenangan pilu untukmu.

Aku akan kembali, pada jalan menuju rumah, pada waktu dimana "Ia" mengizinkan kita bertemu. Dimana sang langit bergelora tertawa indah, menyambut insan kita, menjadikan aku dan kamu, satu didalam cerita.

Kau katakan : kau bisa bahagia sepertiku dan aku bisa bahagia sepertimu. Asal kita tidak menyatu dalam topeng-topeng yang kau sebutkan.

Aku hanya menitih, kisah dibilah tirai, dimana kita tak lagi mematung didalam kenyataan.

Nikmatilah saja, secangkir kopi yang bukan anggur merah.
Nikmat yg bukan memabukkan tapi nyata.

Yang membawa aku dan kamu menjadi kita pada waktu yang tepat.

Dendi Reseyca 
Ruang Hago

24 Maret 2020


Titipan

Waktu begitu mempesona.
Ia yang merona, merangkai kisah indah pada arca yang bukan milik kita.
Kunikmati genggaman raga, yang dibalut sendu cinta 
Romansa yang bergelut dengan nyata,
Masih tak menghadangku untuk terus menatapmu

Kau tau, akulah embun yang menantimu setiap pagi.
Mekar yang menunggu disetiap mawar.
Dan insan yang bergelut pada hati untuk meramu.

Rasa yang berdansa
Membuat aku terlena pada kenyamanan.
Hingga aku lupa tak seutuhnya kau milikku.
Tak seutuhnya hati ini berserah.

Asmara kita terhempas pada bebatuan karang.
Yang membilah kisah menjadi lara dan ilusi.
Hati yang terpaut jauh, karena cara kita yang berbeda.
Bukan Tuhan kita yang tak sama.

Maafkan aku, yang berlalu pada arah yang tak sama denganmu
Karena kuhargai jalanmu pada Tuhanmu.

Kuucapkan sampai jumpa, 
Pada kisah diesok hari
Dimana kita tak lagi satu.
Dimana kita hanya terpisah menjadi AKU dan KAMU
Terima kasih untuk cinta yang pernah membalut laraku dengan sempurna
Karena takkan pernah kulupa
Tabir indah yang tak kalah dari sinar mentari.
Sekali lagi terimakasi  hai KEKASIH 

Reseyca

29 Maret 2020


Paranada

Kata mereka cinta begitu mengagumkan
Kata mereka cinta begitu luar biasa
Hingga aku menari dengan imajiku

Bercengkrama jenaka dengan kasih
Berkisah dengan tingkah
Lucu senda gurau tawa
Yang meniup pergi sang lara

Aku masih bercinta dengan laraku
Aku masih takut mencicipi cinta kata mereka
Entah aku yang bodoh
Ataukah aku yang hanya seorang pengecut

Aku hanya berdiri pada tempat yang sama
Di tepi stasiun kereta
Bersama rona jingga sang senja
Berteman dengan eloi sepoi paranada

Akan kulukis setiap lekuk wajah
Dan kupoles sinar senyum
Agar dapat kunikmati
Sentuhan nikmat secangkir kopi

Berdua
Bersama
Menyatu 
Aku dan kamu

Reseyca

24 Maret 2020




Tuan

Cinta datang bukan perihal karena.
Tidak juga dalam tanda tanya.
Kisah-kisah berlomba bersama waktu
Tenggelam dalam udara asa ilusi.
Heh e heh . . .
Tawa itu kekeh terdengar.
Mengusik hati yang hampa akan rasa.
Sederhana yang memang menyulitkan.
Tapi, warna warni itu kembali menari.
Mengurai cerita . . .
Hingga terpisah.
Tapi, jauh terpaut kembali.
Hingga aku buta.
Dimana cinta?
Dimana sederhana?
Dan bagaimana asa yang menari tanpa rasa?
Andai saja, aku berada pada satu kata "sempurna".
Akan kuukir nama tanpa aksara .
Agar cerita kembali bermakna.
Sampai jumpa kembali,
Tuan tanpa rasa !

Pontianak, 15 Juni 2020
Reseyca




Hanya sebuah cerita, dimana ada seseorang yang mencintai dalam diam.

Perkenalkan, namaku pengagum rahasia,
Panggil aku siapa saja semaumu
Aku adalah pengagum, 
yang mengagumi dibalik rahasia.

Awalnya, kupikir aku hanya sekedar candu,
Kagum dan takjubku  sementara
Tapi, waktu memaksaku tuk berlari 
Aku tak hanya mengagumi,
Tapi aku juga menyukai,
 bahkan aku mencintai,
Ya, aku mencintai dia dalam diam.

Aku tidak tau ada apa dengan diriku?
Mengapa aku seperti ini? Mengapa aku  mengagumi begitu hebatnya?

Satu yang sama, 
Aku dan kamu mencintai puisi. 

Ini kali pertama aku merasakan jatuh cinta.
Tapi juga kali pertama 
Aku merasakan sakitnya jatuh cinta 

Aku terjebak dalam lara
Rindu yang kusimpan sebagai rahasia
Dan  yang selalu aku titipkan pada Tuhan 

Aku juga merasakan bagaimana rasanya menahan cemburu, 
Aneh !
Aku cemburu pada mereka yang membuatmu tersenyum.
Aku cemburu pada mereka yang merebut waktumu dariku

Tuhan... Aku mencintai dia dengan sangat.
Bahkan menyebut namanya saja mampu membuat hatiku bergejolak.
Tapi Tuhan, aku hanya mampu mengagumi dalam diam, 
dan  mencintai dia dalam rahasiaku
Selayaknya pecundang bodoh.

Kadang aku bertanya pada Tuhan, mengapa ia menciptakan perasaan ini, jika pada akhirnya kita tak bisa dipersatukan?

Kupikir aku sanggup, menjadikan rasaku sebuah rahasia.
Tapi ternyata, Tidak !
Hingga pada akhirnya aku  bercinta pada pena dalam sajak ini.

Ntah sampai kapan perasaan ini tetap ada,
biarlah itu jadi sebuah rahasia.
Jika aku diberikan satu permintaan, aku hanya ingin mengatakan satu hal padanya:

Hei... Aku mencintaimu !

Pengagum Rahasia & Rey
9 Februari 2020


Pernah Indah

Melodi memang terdengar indah 
Rona warna yg beradu pada prana 
Mengukir goresan dalam rautan bejana
Kisruh dalam hening
Berteriak daalm gelora sunyi
Membawa derap melaju pada bingar jeritan jinjit
Jemari dalam sentuhan
Mengusik langit seolah sadar
Dalam mabuk yang teriuh
Namamu tersentak gaduh
Menarik hitam dalm pikiran
Mengusik hujan dalam harapan 
Pada pelangi abu abu
Titik ini ada
Bukan untuk kembali
Tetapi sebagai tanda
Melodi itu pernah menjadi indah 

Rey
Pontianak
9 Januari 2021



Istimewa
Malam tak pernah tergesa untuk menatap fajar.
Matahari juga tak pernah lelah menanti untuk terlihat.
Sepatu kiriku juga tidak pernah protes karena berbeda.
Sepatu kanan selalu senang berjalan, walau tak beriringan
Hey, sini . . .
Coba lihat !
Hentakan derap yang menjadi melodi.
Mengisi riang dalam jalanan sepi.
Lepaskan dulu sisa dera bebanmu itu.
Nikmati sejenak melodi yang telah menantimu.
Karena waktu tak akan pernah menunggu!
Kamu . . . Istimewa
Kamu . . . Istimewa
Dan Kamu Istimewa
Yuk 
Tidak apa-apa.
Helalah napas yang dalam.
Dan kita berlari berkelana.
Membawa tawa ria.
Pada hati yang pantas bahagia.
Karena sekali lagi.
Kamu itu istimewa.

Rey
Pontianak, 2 September 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN PUISI MENURUT KBBI