Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Puisi karya aprillia
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MASA DEPAN TELAH MATI
Dalam cara mu aku terpenjara
Aturan mu yang membuat aku tersika sedemikian rupa
Kepasrahan tanpa rasa
Sentuhan tanpa iba
Topeng yang kau kenakan sungguh sempurna
Jalani kisah ribuan sandiwara
Kura-kura sang penyabar
Menunggu ikan untuk disambar
Haruskah kulakukan?
Apa aku harus tetap bertahan?
Katakan tuan?
Apakah harus tetap melawan dengan kelemahan?
Kututupi sakit ini dengan iba yang kusuguhkan
Tidak ku biarkan kau bahagia dalam perderitaan yang kurasakan
Dengarkan teriakan ku yang lantang dihadapan para tamu undangan
Hadirku dihadapan mu adalah kehancuran pernikahan yang terlaksana atas penghianantan
Dengar ini sedang tidak bercanda
Ini bom waktu yang berisikan kecewa
Yang akan meledak
Meluluh lantahkan jiwa manusia
Terlanjur terluka
Tak apa malu yang harus kuterima
Aku seorang wanita yang terluka
Penghianatan menghancurkan segalanya
Aku sudah tak berupa
Seperti sampah yang dibuang begitu saja
Begitu tega seorang manusia yang menghancurkan kebahgiaan
Ku pasrahkan pada Tuhan
Aku minta diberi kekuatan
Dalam menghadapi setiap ujian
Aku meminta dilapangkan keikhlasan
Untuk menerima kepahitan
Hidup akan ku teruskan
Buah hati akan ku besarkan
Semoga menjadi arti
Tanpa pohon hati yang mengiringi hidup sang buah hati
Jakarta,13 February 2020
Aprillia
Hamparan sesal
Karya: aprilia
Sendiri dalam gulita
Sepi adalah sahabat setia
Merenung dalam ke hampaan
Diliputi salah yang kian menyalahkan
Aku tak pernah menyadari
Begitu besar dosa yang aku bangun di atas menara kelalaian
Amat deras kekotoran itu mengalir
Kesadaran yang hilang entah kemana
Membuatku memupuk salah yang kian menyubur
Aku yang hina dina ini
Aku yang bergelimang lumpur kemaksiatan
Masih kah ada celah pengampunan untuk ku.?
Adakah kesempatan untuk makhluk sehina ini?
Malam ini,
Aku datang padamu ya rob
Aku datang dengan segala kehinaan
Aku ingin kembali pada jalanmu
Aku ingin menjadi apa yang kau mau
Ya robbi, ampunilah semua salah
Ampunilah semua hilaf
Aku malu, aku malu padamu datang dengan dosa yang begitu melimpah
Masih kah kau mau menerima ku?
Masih kah kau mau memelukku ?
Namun, yg aku tau kau maha pengampun,kau maha penyayang
Ampunanmu lebih besar dari pada dosaku
Sayang mu lebih luas dari amarahmu
Aku berjanji, aku akan menjadi apa yang kau mau
Aku berjanji takan ku ulang semua salah itu
Ku mohon terima lah taubatku ini
Aamiin ya robbal alami
Jakarta, 22 maret 2020
Ya sayidi umar bin khattab
kau pernah menjadi musuh seorang manusia yang paling sempurna
Kau membencinya, ajarannya, dan para sahabatnya
Bahkan kau hendak menjelma izroil untuknya
Dan kemarahanmu memuncak saat kau tahu adik kesayanganmu memeluk ajaran musuhmu
Dengan amarah yang membara kau mencoba menghabisi adikmu sendiri
Namun, ketika mendengar lantunan ayat mulia
Hatimu pun bak batu yang mencair
Kau pun pergi menuju shafa untuk berjumpa sang baginda
Dan kau menangis sejadi-jadinya mendeklarasikan keimananmu terhadap islam dan rosulmu
Wahai singa padang pasir, saat di medan perang
Siapa yang tak tahu keganasanmu?
Siapa yang tak tahu kekuatanmu?
Siapa yang tak tahu siapa dirimu?
Mereka semua takut padamu
Bahkan setan pun memutar balik arah perjalanan saat melihat batang hidungmu
Ketaatanmu menghadirkan
Cinta sang pencipta dan kekasih yang tercipta
Sungguh membuat iri penduduk langit semesta
Kelembutan hatimu membuat rakyat Tentram dan damai
Kebijaksanaanmu tak dapat di ragukan lagi
Kemuliaanmu terus terpancar dari setiap tutur katamu
Keindahan terlukis menyampaikan pesona yang takan pernah habis
Namun, hingga tiba saatnya ketragisan pun terjadi, saat belati mencabik perutmu dalam subuh terakhirmu,
Kau pun tersungkur berlumuran darah
Dengan napas terengah mencoba bertahan dalam pasrah
Sungguh kabar memilukan saat kau di nyatakan pergi untuk selamanya
Wahai Amirul mukminin bagi kami kau tak pernah mati, kau tetap hidup dan namamu terpatri
Jasamu terus mengalir di muka bumi
Kisahmu melambung masih menginspirasi
Dan cintamu tetaplah harum hingga kini dan abadi
Jakarta, 17 mei 2020
Karya : aprilia
Postingan populer dari blog ini
PENGERTIAN PUISI MENURUT KBBI
Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Komentar
Posting Komentar