Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Puisi karya ibnu black
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mata(Aini)
Karya: Ibnu black
Apa kabar senja?
Damaikah engkau disana?
Sudah lepas nestapa nya dunia
Kini engkau terbang bebas dialam sana
Senja...
Kurindukan engkau dalam pandang
Bayang-bayang mu selalu datang
Mengusikku dalam bimbang
Senja...
Tak lagi kita berjumpa
Rasa yang kutangguhkan berujung duka
Ku peluk erat kenangan tentang kita
Engkau dan aku berbeda dunia
Senja...
Kucari engkau dalam penantian
Menelisik setiap harapan
Kabar hanya keinginan
Nyatanya sebuah pusara namamu dalam pandangan
Senja...
Sesal dalam penyesalan
Takdir begitu mengguncangkan
Perpisahan tak sesuai keinginan
Aku dan engkau kini hanya kenangan
Senja...
Langkah kaki tanpa isi
Bias senyum rona dipipi
raut itu yang kini kunanti
Namun kenyataan nya ini takdir illahi
Senja...
Selamat jalan dan berjumpa
Dunia hanya sementara
Akhirat selamanya
Kuharap kan kita dipertemukan Kembali dalam syurga-Nya
Tangerang,30 April 2020
Buah keangkuhan
Karya: Ibnu black
Wabah yang menyakitkan
Berawal dari kenistaan
Kebiadaban kesombongan
Namun berujung pada kematian
ia tak kasat mata
Namun sebenarnya ia ada
ia kecil namun melumpuhkan
Kawan dan lawan hilang dari keberadaan
Korban-korban kesombongan
Disapa oleh sebuah kuman
Nyata manusia tak berdaya
Inilah kuasanya sang pencipta
Entah kapan wabah ini akan usai
Kini sosialisasi hanya pasi
Kami saling menuduh diri
Hingga kami mati terkubur sendiri
Tangerang,20 April 2020
JENGAH
karya: Ibnu black
Jarang kutemukan senja
Berlalu ia mengenang cerita
Sajak-sajak pasi sang Garuda
Kepakan- kepakan halu
terbang rendah menipu
Menerkam bagai palu
Titik-titik noda pada asa
gemerlap cahaya bias saja
Aku bercerita tentang duka bersama
Lagi dan lagi hanya emosi
Menyelimuti menggerogoti
Aku mati tanpa materi
Mendekatlah kuhidangkan resah
Amarah bertemu gemuruh
Aku adalah gelombang gelisah
Tangerang,18 April 2020
TAK BERMAKNA
karya: Ibnu black
Orang bilang kita manusia
Nyatanya kita hanya boneka
Orang bilang kita kaya
Nyatanya pangan kita tak ada
Orang bilang negeri kita makmur
Nyatanya hancur
Pajak melilit bagai sembelit
Hidup sulit yang kaya mengapit
Peluh dibayar duka
Lelah dibayar cerca
Kemunafikan fatamorgana
Menggelapkan hati dan mata
Mata tak memandang lagi ke normaan
Yang terpenting harta tahta dan jabatan dalam genggaman
Letih ku lelah ku tak beraturan
Tubuh ku penuh dengan sayatan
Asing di negeri kami
Bahagia memiliki
Pribumi dinegeri kami
Mati tanpa dikenang Kini
Tangerang,17 April 2020
BARISAN ASPIRASI
karya : Ibnu black
Aku mengadu pada keluh
Kesah ku menyeluruh
Tatapan hampa pada lamunan
Aku diam untuk bertahan
Jati diri sedang kucari
Amarah atau hantu merasuki
Gemuruh langkah-langkah kaki
Menabuh genderang perang dalam benci
Diktator atau traktor
Perkumpulan manusia-manusia kotor
Bersekongkol dibalik meja kedudukan
Memerintah tuan bagai seorang majikan
Bergerak sudah sebuah aspirasi
Namun hanya bui yang menghampiri
Suara kami hanya ilusi
Terlukis jelas kosong hati
Perang atau berang
Sudut-sudut pandang seperti orang bilang
Maju meski pecundang
Kalah dan menang tetap kami sandang
Menoreh luka dalam peluh
Berlari indah bersarang peluru
Aku berlari terus mengayuh
Hingga sedu sedan itu menipu ku
Tangerang,14 April 2020
Candu
Karya: Ibnu black
Untuk malam yang mengetuk dalam diam
Lantunan irama begitu menghujam
Waktu bergerak perlahan
Rasakan rindu yang mendekap ku tanpa kehangatan
Tangan tak sanggup lagi melerai
Bumbu-bumbu rasa ingin memiliki
Jauh nada pada sentuhan jemari
Aku disini masih setia menanti
Malam membentuk siluet bayang
Rindu ini ragu dan bimbang
Aku lupa untuk mengenang
Aku dan kamu telah jauh menghilang
Tangerang,05 Mei 2020
Ilalang Bernyanyi
Karya: Ibnu black
Mampukah kita berbicara dengan dunia?
Sedangkan khalayak ramai pesona dalam nestapa
Mampu kah kita berbicara dengan dunia
Sedangkan mata memandang pilu bercerita
Decak kagum Hay penguasa
Lalim atau zalim nyata adanya
Waktu berpesta datang bahagia
Nestapa kami tersisihkan dari kumpulan manusia
Tak perlu aku bertanya
Sisi ini tuan ingin penghormatan
Jabatan kekayaan beralaskan kami yang dianggap rendahan
Aku korban nyata janji manusia
Mereka bergelimang harta
Bergelimang duri kami untuk mereka
Peluh kami dibayar kontan dengan luka
Mengatasnamakan rakyat bahagia diatas penderitaan hidup adanya
Harkat dan martabat
Sesat atau laknat
Royal atau pelit
Hidup nya tak pernah mengirit
Kami berjuang atas nama negeri
Mereka berjuang untuk menghianati negeri
Kami bertahan dianggap sebagai keradikalan
kami melawan dianggap musuh besar negara
Tangerang,07 Mei 2020
Sedih
Karya:Ibnu black
Kecil mungil tubuhnya
Paras menggemaskan menyentuh nya
Dengungan suara ibarat nada
Lembut halus aku membelainya
Dunia ini kejam sayang
Maafkan kami tubuh kecilmu dirajam si pecundang
Manusia-manusia jalang
Akan ku hunuskan sebilah pedang
Menjerit hati teriris amarah
Berkecamuk sudah sumpah serapah
Hay biadab tak beradab
Ku doakan engkau terjerembab
Maafkan kami sayang
Pergilah dengan tenang
Dunia ini kejam untuk mu
Hingga kamu harus tersiksa dahulu
Manusia tak berhati
Menyiksa menyenangkan diri
Tak terfikir azab menanti
Kau lakukan bagai hidup seribu tahun lagi
Tangerang,09 Mei 2020
Kerapuhan
Karya: Ibnu black
Merebak resah bercerita
Sesal ku sesak di dada
Tahun ini...bulan ini
Ada resah menyelimuti
Menahan lapar dan dahaga
Hampir satu hari lamanya
Namun satu yang kurasa
Tahun ini puasa ku sebanding dengan dosa
Apakah puasa tahun ini diterima?
Apakah puasa tahun ini hanya sebatas lapar dan dahaga?
Menjaga nafsu namun mata masih tersuguh kan
Media sosial pamer tubuh mendebarkan
Tak sengaja maupun disengaja
Mata melihat meski hanya sebentar saja
Puasa ku penuh candu
Aku dan segala kesalahanku
Gamang rasa ku
Menyelimuti batinku
Pagi beriman malamnya memandang dosa kala sepi
Aku tak memunafikan kerapuhan iman ini
Tangerang,12 Mei 2020
Sajak sajak
Karya: Ibnu black
Kecil mungil tubuhnya yang dekil
Lantang suara kaki tubuh menggigil
Bersedekap ia memeluk lara
Lapar dan dahaga tanpa upaya
Hanya pada senja ia bercerita
Gontai langkah menampar resah
Waktu yang lalu hanya kisah
Aku dan mereka lelah berkeluh kesah
Sajak-sajak palsu mengagungkan tahta
Rakyat jelata jadi budaknya
Harta dan peluh dikuras tenaga
Nyatanya kami tak bernilai apa-apa
Merangkak di bumi Pertiwi
Berbahagia hanya sebuah ilusi
Janji-janji menggenggam belati
Mati ku mati kami terkhianati
Tangerang,13 Mei 2020
Sendiri
Karya: Ibnu black
Malam mengetuk kesunyian
Dibibir malam memeluk kesendirian
Aku bias tanpa ucapan
Hanyut dalam buaian lamunan
Langit Gambang penuh lukisan
Seraut wajah dalam pandangan
Rindu jauh tanpa perkenalan
Hanya doa dan ikhtiar dalam perjalanan
Bisik-bisik sudut mencaci
Nyatanya semua ilusi
Pasi menggerogoti
Aku tanpa makna berisi
Aku ini kumpulan manusia jalang
Letih lelah jauh bagai pecundang
Maju menghunus pedang
Dan aku mati tanpa kenang
Tangerang,18 Mei 2020
Bohong
Karya:Ibnu black
Muak sudah terarah
Langkah kaki bergelimang darah
Patriotisme ternodai
Kami melawan berujung bui
Mata memandang tanpa jera
Rakyat jelata sedang tersiksa
Kami dirumahkan mereka dibahagiakan
kami dikucilkan mereka sidangkan konser pengalihan
Aparatur bukan temperatur
Mendekat kemari pandang tolak ukur
Materi mu materi kami
Jabatan mu jabatan kami
Pengkhianat negeri
Bebas berkorupsi
rakyat kecil mencari sesuap nasi
Meski taruhannya bui
Politik sosial distancing
Bulshit....
Pecundang ya pecundang
Kami geram bukan menantang
Kami lantang negeri ini
Terluka
Macan Asia terjerat tumpukan harta
Negeri ini lemah tak berdaya
Asing bebas membuka pariwisata
Lantang mereka cinta NKRI
Nyatanya mereka mengkhianati
NKRI mereka NKRI materi
Uang menyelinap masuk kantong sendiri
Tangerang,19 Mei 2020
Senandung
Karya:Ibnu black
Dibatas kota ini
Semua jadi saksi
Kehidupan pasi
Dari negeri ilusi
Kami di khianati
Oleh janji pemimpin negeri
Hanya intusi-intuisi
Tak bermakna namun melukai
Mereka yang sering bersafari
Dengan hasil jerih payah kami
Berkeliling keluar negeri
Memamerkan kekayaan yang menyakiti
Kami hanya mencari sesuap nasi
Kau usir kami dari lahan kami
Kau bangun pencakar langit tinggi
Investor asing yang menguasai
Kami rakyat adalah budak di negeri ini
Kata nya sudah merdeka dan revolusi
Nyatanya penjaga negeri ini
Menjual kami kepada asing yang menguasai
Kami yang dikhianati
Kami yang disakiti
Kami kami dan kami
Mati sebagai pembela negeri
Tangerang,20 Mei 2020
MALAM
karya: Ibnu black
Pada malam dalam diam
Kunikmati secangkir kopi Hitam
Aroma sendu pada sudut-sudut kelam
Kopiku kopimu selera temaram
Bias bintang pada pandangan
Alunan musik dalam lamunan
Menari sajak bercumbu pada nada
Abstrak fatamorgana
Jemari menghitung genggaman
Lama sudah tak bertemu kenyamanan
Sudah berlalu sang candu
Menawan hati terbelenggu rindu
Aku aksara tak bernada
Terangkai tanpa makna
Mengalun indah tanpa pasti
Dan akhirnya aku mengerti kita tak bersama lagi
Tangerang,27 Mei 2020
DAGELAN
karya:Ibnu black
Langkah kaki padat berisi
Berdetak bagai mengkhianati
Genggaman merayap bagai duri
Menyakiti dikala memapah diri
Sajak-sajak berkelana
Merapal mantra besar kepala
Guyonan nestapa dunia
Rakyatmu kini menderita
Bongkar saja ekonomi kami
Gadaikan saja harga diri
Demi kelompok-kelompok yang menebar ilusi
Aparatur negeri kini menghukum kami
Lantang suara menggema diterasingan
Kami korban nyata sebuah persengkokolan
Infrastruktur teratur
Nyatanya semua pemimpin ngawur
Dagelan negeriku
Hukum tajam merajam rakyatmu
Masyarakat engkau jadikan benalu
Dinegeri sendiri kami menjadi babu
Pengusaha atau penguasa
Semua sama saja
Mengkebiri hak bersuara
Berakhir di sel besi terluka
Loyalitas atau komunitas
Melayani atau menindas
Sinis berujung bengis
Penegak hukum berbau amis
Darah-darah sisa amarah
Berkeluh kesah disudut gelisah
Korupsi bangsa berdiri gagah
Penguasa yang selalu ghibah
Mereka berkuasa
Rakyat jelata kini melata
Sampah-sampah hidangan mewah
Meneguk racun bias sudah
Tangerang,28 Mei 2020
MENEPI
Karya:Ibnu black
Kurekatkan cinta pada rasa
Bumbung tinggi sebuah asa
Harapan berjumpa sudah tak ada
Aku menepi untuk sementara
Ku labuhkan rasa dalam khayalan
Langit-langit Gambang lukiskan pengorbanan
Aku disini dalam sebuah penantian
Berharap dianggap nyata dibatas pertemanan
Aku lelah pada harapan
Nyatanya kita sudah berjauhan
Kini aku akan menepi
Dikala hati mulai mengerti
Tangerang,30 Mei 2020
Kerinduan harapan
Karya: Ibnu black
Ada harapan di secercah lamunan
Aksara rasa pelipur di kala kerinduan
Harapan sejuta keinginan
Ucapan rangkaian dari sedu sedan
Kali ini kutemukan jejak pada resah
Merangkul di segala kisah
Jauh sudah sebuah pertemuan
Kini engkau hanya dalam khayalan
Langit-langit Gambang gambarkan kenang
Pilu nya hati dalam bimbang
Hunuskan kata merobek tulang
Kerinduan ini begitu jalang
Tangerang,31 Mei 2020
Tertunda
Karya: Ibnu black
Hari ini hari yang kunantikan
Dari lamanya sebuah perjalanan
Harapan mengarungi bahtera
Berlabuh pada dermaga cinta
Tanggal sudah kusiapkan
Gaun sudah lama kudambakan
Kini semua tersisihkan
Covid berlabuh diantara ikatan
Ikatan tersisa lamunan
Kandas sudah yang kurasakan
Sebuah akad jadi larangan
Berkumpul candu jadi tudingan
Hay covid berlalulah
Aku lelah...aku resah...
Aku ingin sebuah pernikahan
Yang terakui agama dan pemerintahan
Aku sangat menanti
Lingkaran emas menghiasi jari
Kini semua hanya ilusi
Bayang-bayang covid yang datang menghantui
Tangerang,10 Juni 2020
KATANYA
Karya:Ibnu black
Kriteria kata bersumpah setia
Tanggung jawab dipikul bersama
Sepatah kata begitu riuh
Lirih mendengar agak terenyuh
Demokrasi atau democrazy
Intuisi bermakna pasi
Janji-janji tabungan ilusi
Kami sudah tak bermateri
Khalayak ramai santai berkumpul
Menuntut keberadaan hukum nan tumpul
Pujangga-pujangga bermetafora ria
Menulis sajak mewakili hati yang luka
Banyak makna tak serupa
berkuasa membungkam lemah adanya
Kritik dan saran solusi imajinasi
Namun mengaung dalam sisi menantang bui
Edan sudah penguasa
Negara kokoh disingkirkan nestapa
Kaya raya sang juara
Peluh rakyat kontan menghidupinya
Tangerang,15 Juni 2020
MENANTI
karya: Ibnu black
Waktu sudah berlalu
Kenangan itu masih memadu
Bayangmu begitu candu
Aku merindumu
Seberkas malam nan sunyi
Disini dibatas desa ini
Lama sudah kunanti
Berlabuhnya sebuah hati
Kusebut sebuah nama dalam doa
Ada cerita dibalik asa
aku sedang berduka
Duniaku telah lama hampa
Datanglah bidadariku
Datanglah permaisuriku
Disini aku menanti
Dua hati yang ingin melengkapi
Lepas sudah aksara ini
Tanpa sua termotivasi
Inginku bukan sebatas angan ku
Disini engkau dalam doaku
Tangerang,18 Juni 2020
NESTAPA
karya: Ibnu black
Bukan untuk cinta aku menari
Hanya untuk hati kian membenci
Sajak-sajak megah sosialita
Menikam penuh duka
Nyanyian nyiur pada pemandangan
Langkah gontai tanpa tujuan
Menyiksa diri tak beraturan
Aku diperbudak keinginan
Besar pasak dari pada tiang
Aku menikam tanpa pandang
dipematang ini aku berjuang
Tak sadar jati diriku lama telah hilang
Aku ini binatang jalang
Terseok luka dalam juang
Matiku bercengkerama pada ilalang
Berakhir bagai terumbu karang
Muram durja memeluk Angkara murka
Berbicara kepada sang maha kuasa
Persekongkolan mereka begitu nyata
Kami korban dari keangkuhan mereka
Tangerang,6 Juni 2020
JAS MERAH
Karya:Ibnu black
Tercatat sudah dalam sejarah
Tentang tawa bersimbah darah
Serabut makna memendam luka
Namun berdalih engkau sebagai korbannya
Dari kisah yang bersemayam di hati
Guru-guru kami engkau sakiti
Saudara-saudara kami kau bubuhi timah besi
Hingga mereka mati
Gemuruh senjata tak pandang bulu
Sayat menyayat bahagiamu
Kami Korban-korban kebiadaban
Beribadah berujung kematian
Bendera bintang merah
Memutar balik sejarah
Seakan ia gagah
Nyatanya ia psikopat haus darah
Sejarah tinggal cerita
Generasi muda sudah mulai lupa
Keganasan dan kebiadaban mereka
Membunuh demi menguasai negara
Tangerang,19 Juni 2020
Telanjang
Karya: Ibnu black
Mata terbelalak melihat sebuah panorama
Bukan tentang keindahan namun nikmatnya sebuah dosa
Berbusana seperti telanjang
Menggoda tatapan sang jalang
Tampak anggun mempesona
Nyatanya lekuk tubuh itu yang ditanya
Kau sisihkan kata durjana
Bagi kami yang menatapnya
Tak sadarkah engkau yang mengundangnya
hasrat nista penuh zina
Aku tak memunafikannya
Aku pun menikmatinya
Maaf bukan maksud hati menghina
Ingin hati menegurnya
Namun amarah takut menguasai nya
Hingga hal baik tersisihkan olehnya
Tangerang,06 Juli 2020
SALAH
karya: Ibnu black
Sedang kusisihkan sebuah rasa
Tentang cinta yang datang tiba-tiba
Aku tak banyak bicara
Cukup diam dan memandangnya
Replika rasa bersembunyi pada hati
Mimpi berubah menjadi ilusi
Semua penuh intuisi
Disini dibatas waktu ini
Akan kuhapuskan rasa yang berkecamuk
Perlahan datang begitu majemuk
Aku tau ini salah
Kini aku hanya pasrah
Maafkan ada rasa yang bersemayam
Dalam rindu menenangkan kelam
Biarkan aku mencintaimu dalam diam
Hingga aku hilang dalam malam
Tangerang,08 Juli 2020
Aku
Karya: Ibnu black
Aku di lahirkan bukan dari keluarga kaya
Namun aku di lahirkan dari keluarga bahagia
Aku tidak diajarkan uang adalah segalanya
Namun aku diajarkan kebersamaan mewakili semuanya
Rona tawa bukan derita
Hidup ini adalah cerita
Tata Krama adalah kuncinya
Di manapun berada kita diterima
Bukan ambisi yang mengisi
Namun kasih dan sayang yang kuberi
Inilah nikmat yang hakiki
Dari insan ciptaan sang ilahi
Kalo sampai waktuku
Akan kuceritakan candu
Dari bahagianya keluarga kecilku
Aku bahagia dengan keluargaku
Tangerang,10 Juli 2020
Pesonaku
Karya: Ibnu black
Sambut pagi dengan senyuman
Bias rasa sudah terabaikan
Ikatan hanya sebatas angan
Lalui hari dengan ketenangan
Menjelajah sang waktu
Kolaborasi rasa bagai candu
Rangkaian kata tawa bahagia
Malam itu sungguh merindunya
Jarak memisahkan keadaan
Namun ucapan memeluk erat tanpa batasan
Lamunan bukan kenyataan
Aku asyik dalam zona nyaman
Demi waktu yang akan melepasmu
jalan terbaik pilihan hatiku
Pernah ku ciptakan rasa yang candu
Dan akhirnya ku hormati keputusan itu
Cukup bagiku
Sebatas ini mendekati mu
Tak ada yang lebih indah dari sebuah ikatan
Hanya berakhir teman
Dan itu yang ku harapkan
Aku pernah mencintaimu
Aku pernah menaruh harapan padamu
Namun sang kenyataan menegurku
Bahwa cinta bisa melemahkan ku
Tangerang,12 Juli 2020
Pagi
Karya:Ibnu black
Indah suasana pagi
Jangan nodai dengan emosi
Hidangkan secangkir kopi
Teguklah sebuah inspirasi
Pagi ini candu
Untuk amarah nan ambigu
Jabat tangan mu meski hanya ucapan
Kawan ataupun lawan pasti akan menawan
Jangan biarkan sajak-sajak palsu
Amarah menyelimuti hatimu
Tersenyumlah dan nikmati
Pagi ini indah begitu diminati
Tangerang,13 Juli 2020
Senandung
Karya: Ibnu black
Aku kembali
Setelah bergelut dengan lelahnya hari
Debu jalanan usai kutapaki
Bercerita penuhi hasrat hati
Kuhidangkan secangkir kopi
Irama manis dan pahit bernyanyi
Mengisi ruang hampa tak bertepi
Disini aku menyendiri
Lepas sudah sebuah genggaman
Lamunan sudah tak sejalan
Aku mengarungi bahtera khayalan
Yang berlayar tanpa haluan
Semilir angin bernyanyi
Menguasai yang tak bermateri
Lelah ku sudah terbagi
Intuisi ini amat pasi
Tangerang,15 Juli 2020
Radikal
Karya: Ibnu black
Lepaskan sajak-sajak yang mengekangmu
Lantunkan konotasi yang bisu
Ditanah ini aku ambigu
Banyak aspirasi aspirasi candu
Nyatanya itu hanya janji palsu
Dan akhirnya kita disisihkan malu
Menggema suara lantangkan kata
Disini nanti jadi sebuah cerita
Nenek moyang mu mengorbankan jiwa dan raga
Khalayak ramai berbisik riuh
Amarah memeluk menyeluruh
Peluh ini membasahi tubuh
Dari sudut pandang kita berbeda
Namun keinginan kita sama
Disini kita akan mengguncang dunia
Hay aparatur negara
Seyogianya kalian merana
Karena kami kalian bergelimang harta
Disini dibatas bui
Kau sandingkan jeruji besi
Untuk kami menyuarakan aspirasi
Di pangkuan ibu Pertiwi
Darah ini tak akan berhenti
Kami bangkit berujung mati
Gentar pun kami tidak
Diselasak perkumpulan rusak
Kami siap jadi penggerak
Tangerang,17 Juli 2020
BALADA AKSARA
karya: Ibnu black
Ku coba bertanya pada pagi
Namun ia dingin menyelimuti
Ku coba bertanya pada siang
Namun ia menuding ku pecundang
Aku bertanya pada senja
Namun ia hanya tersenyum tak berucap kata
Aku bertanya pada malam
Namun ia mengajakku menabur dendam
Konotasi nan ambigu
Berkecamuk jadi benalu
Berteriak hingga menggema
Sisa sisi hanya bersenggama
Aksara sudah pupus
Setidaknya aku tak terbius
Kacamataku pedih menyayat hati
Gambaran nyata menyakiti
Budak-budak jalanan
Mengadu pada sang tuan
Kepalan tinju jadi bulanan
Kembali tanpa uang recehan
Serak-serak suara
Mengguncang apa itu dunia
Si kecil sudah merana
Karena nafsu mereka penguasa
Tali-tali bergelimpangan
Disudut kota lama tak bertuan
Negeri ini di guncang kemaksiatan
Nafsu harta bertahta tanpa ampunan
Oh Tuhan sang pencipta
Engkau sudah geram terhadap manusia
Berselendang sombong ia bangga
Lupakah mereka diri-MU yang maha bisa
Munajat doa untuk negara
Si penguasa bilang radikal nyata nya
Ia sudah bahagia dengan segala nya
Bergelimang dosa meregang nyawa
Tangerang,22 Juli 2020
Terlepas
Karya: Ibnu black
Langkah sudah menepi
Dari semua maksud hati
Rasa datang menghampiri
Kala rindu menjadi benci
Bertemu atau bertamu
Dari selasak sepiku
Fatamorgana menipu
Aku bualan dari ucapku
Berlari tanpa mengkaji
Hidangkan benci dari kesalahan diri
Aku bagian dari intuisi
Ada namun bermakna pasi
Maafkan ke egoan ku
Maafkan ke sombongan ku
Ini jalan yang begitu candu
Berlalu tanpa senyuman mu
Tangerang,3 Agustus 2020
Diary tersimpan
Karya : Ibnu black
Sudah banyak sebuah keterasingan
Dari sudut pandang tolak ukuran
Kaya menjadi jaya
Tak punya hanya tenang adanya
Dibalik kisah kesah
Amarah tumpah ruah
Suling sumbang mendengung
Kesendirian menjajakan renung
Bait-bait kata hanya aksara
Perjalanan adalah sebuah cerita
Cinta dan duka jalan bersama
Dihadapan sang pencipta aku maniak dosa
Sudut pandang rangkaikan lukisan
Indah memukau namun menyakitkan
Disini dibatas kota ini
Aku bersimpuh diri
Tulang belulang banyak bercerita
Sejarah kelam sang durjana
Aku mungkin bagian diantara nya
Dari banyak nya hamba yang nista
Tangerang,10 Agustus 2020
Suara aspirasi
Karya : Ibnu black
Disini dibatas kota ini
Selasak pandangan mengelabui
Dari hati dan hati
Ingkar pada diri sendiri
Disini dipangkuan ibu Pertiwi
Mencaci penuh benci
Dari tangan-tangan terzolimi
Hak kami sedang dikebiri
Merdeka diatas nama
Sisanya kami sengsara
Korban harta dan nyawa
Untuk mereka yang mewakili kita
Tubuh sudah terkoyak perih
Bergelora amarah mendidih
Satu persatu gugur disini
Kezaliman nyata sedang menyelimuti
Merdeka... merdeka...
Bangsa mu sedang sengsara
Merdeka...merdeka...
Koalisi nyata untuk kekayaan semata
Merdeka...merdeka...
Pangan murah menguras nyawa
Merdeka... merdeka...
Korupsi nyata malah dipercaya
Hancur sehancur hancurnya
Negara tercinta digadaikan mereka
Etnis sedang meraja Lela
Kami jadi budak di negara tercinta
Hak rakyat diperjualbelikan
Mengayomi buah dari kebohongan
Kesetaraan bergelar jabatan
Kami korban nyata kehidupan
Aspirasi benci berujung bui
Diam diri sedang dikuliti
Imajinasi tanpa isi
Mati ditikam bangsa sendiri
Tangerang,16 Agustus 2020
Tanah bumi Pertiwi
Karya : Ibnu black
Di pagi sejuk menjelma
Menyentuh palung jiwa
Lantunan menggema untuk Indonesia
Indonesia raya yang merdeka
Indonesia rayaku tumpah ruah
Isak tangis penuh amarah
Indonesia tercinta
Berada diujung derita
Tanah air tempat ku berpijak
Banyak kisah tak beriak
Disini dalam relung jiwa
Indonesia ku merdeka
Nasionalis bukan anarkis
Bukan menatap dengan bengis
Mental ku bukan materialistis
Namun semangat tanpa tangis
Indonesia ku tanah airku
Tumpah darah untuk merdeka mu
Bising peluru berkorban diri
Darah mengalir basahi bumi Pertiwi
MERDEKA...MERDEKA
cukup sudah kita menderita
Lantunan Indonesia raya menggema
Bangkit kan jiwa-jiwa ksatria
Tangerang,18 Agustus 2020
Hymne pagi
Karya : Ibnu black
Selamat datang pagi
Yang datang menyadarkan mimpi
Senyuman tak seindah mentari
Namun keduanya begitu berarti
Secangkir kopi menemani
Kepulan asap tembakau menikmati
Sejuk merasuk memangku diri
Fatamorgana penuh isi
Genggaman tanpa sentuhan
Sambut rasa sehangat kecupan
Aku candu pada kehidupan
Lalu lalang menggantungkan harapan
Mata yang memandang tak seperti biasa
Kaki yang melangkah suka dan duka
Caci dan makian jadi motivasi nyatanya
Serta doa yang tak pernah luput dalam kata
Terimakasih dunia
Indah sebuah mahakarya
Tuhan adalah pencipta seisinya
Aku kagum sebagai hamba
Tangerang,28 Agustus 2020
Doa
Karya: Ibnu black
Cinta kepada sang maha cinta
Mengukir kisah pada kata
Satu persatu terangkaikan makna
Aku adalah seorang hamba
Waktu adalah pelajaran
Ketika lelah tanpa tumpuan
Sayup-sayup kudengar firman tuhan
Setiap jodoh sudah tertuliskan
Lantunan doa di sepertiga malam
Menyentuh hati yang telah lama diam
Sedu sedan itu tanpa muram
Aku disini bergumul dalam lembah hitam
Cahaya nan benderang
Datang memanggil dan mengundang
Sudah terlalu jauh aku pada sudut pandang
Sambut kembali lembaran - lembaran yang lama hilang
Rona atau tawa
Bergelimang memeluk dosa
Aku hanya seorang hamba
Menuntun hati pada sebuah doa
Ini adalah anugerah
Nikmat Tuhan yang begitu indah
Fatamorgana mulai berbicara
Waktu mu terbuang sia - sia
Tangerang,12 September 2020
Kelam
Karya: Ibnu black
Ada kisah yang begitu kelam
Dari sejarah yang menabuh dendam
Menolak lupa dalam diam
30 September yang hitam
Luka namun tak berdarah
Sisa sisi penuh amarah
Banyak cerita yang kini dirubah
Oleh mereka sang bintang merah
Parau suara nan menggema
Pajar menyingsing menyimpan duka
Pembela negara tak bernyawa
Ditikam pengkhianat-pengkhianat bangsa
Lagi dan lagi memutar sang fakta
Seolah mereka yang dianiaya
Masih terngiang koyak tubuh nan bernyawa
Selasak cerita mengenang keberadaan nya
Jas merah saudara
Negeri kita menyimpan cerita
Menyingkap tabir pada dunia
Durjana Mereka penuh nestapa
Tangis berselimut cerca
Biadab kelakuannya
Nyawa seakan tak bermakna
Hingga keinginan mereka membangun sebuah negara
Tangerang,18 September 2020
Rasa
Karya: Ibnu black
Dari sajak aku mengerti
Tentang apa sebuah arti
Setiap makna itu pasti
Ketika diri meramu seni
Pandangan bukan jangkauan
Seperti kapal pindah haluan
Hati begitu rentan
Pada setiap perbuatan dan ucapan
Sandang sebuah angan
Pertemuan jadi keterbatasan
Logika berbicara perlahan
Kamu dan aku ada saling berjauhan
Metafora ria penuh tawa
Bersua tanpa cerita
Diam seribu bahasa
Aku hanya bercerita
Senandung lagu penuh candu
Hasrat rindu ingin bertemu
Waktu pergi dan berlalu
Aku diselimuti rasaku
Tangerang,24 September 2020
Durjana
Karya:Ibnu black
Ibu Pertiwi sedang
merana
Hak rakyat sedang dikebiri cerca
Wakil rakyat adalah para durjana
Kami jadi kambing hitam nya
Turun kejalan meminta keadilan
Kenyataannya tengah malam sudah disahkan
Edan sungguh edan
Keadilan sedang dipermainkan
Kami sedang dijual oleh negara
Kami anak bangsa yang jadi budak selamanya
Hak kami dijajah merata
Hingga kami mati tanpa kata
Kulihat ibu Pertiwi
Dia dibungkam dan dikhianati
Penguasa negeri penuh ambisi
Merdeka untuk kalangan sendiri
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan pemerintahan
Kini rakyat sedang lara
Nyawanya sedang dijual negara
Merdeka untuk mereka
Sengsara untuk bangsa
Kekayaan alas tidur bahagia
Mereka adalah penjahat negara
Bangkit lah pemuda
Bangkit lah bapak bapak bangsa
Negeri ini sedang berduka
Masa depan anak bangsa dipertaruhkan kedepannya
Tangerang,06 Oktober 2020
CILAKA
karya: Ibnu black
Turun turun kejalan
Kebijakan jauh ditelantarkan
Aspirasi kini hanya bualan
Mereka masih duduk santai di pemerintahan
Panas terik tak membuat gentar
Derap langkah kian sukar
Lantang suara menggelegar
Rakyat datang menagih ikrar
Aparat dibenturkan
Kerjaan jadi jaminan
Kami maju penuh harapan
Pemerintah sudah harus dilengserkan
Sekolah kalian boleh tinggi
Namun otak jadi tak berisi
Caci maki luka sedang kubawa berlari
Hingga gas tangis ditembaki tanpa manusiawi
Kalian yang nyaman duduk di bangku jabatan
Turunlah kalian kejalan
Temui kami yang sedang di zona pertempuran
Jangan jadi pecundang yang takut tersisihkan
Jangan benturkan kami dengan aparat
Kami sakit...kami sakit...
Turunlah kalian sini temui kami dijalan
Duduk bersama dalam permusyawarahan
Kami hanya ingin ditemui
Bukan untuk di lukai
Kami akan tajamkan belati
Jika kau acuhkan kami
Akan kami rebut negeri ini kembali
Tak perduli luka ataupun mati
Kami akan tetap lantang kan aspirasi
Meski kehilangan nyawa kami
Tangerang,07 Oktober 2020
Alunan
Karya: Ibnu black
Lantunan nada menggebu
Lagi dan lagi menghipnotis ku
Bayang candu pada satu
Kemungkinan besar adalah tentangmu
Sajak-sajak kian memadu
Ingin aku bersandar pada bahumu
menceritakan lelah perjuangan ku
Aku mengagumi mu
Sepanjang jalan adalah kenangan
Dari perjumpaan yang kini didambakan
Aku ingin berada di garis terdepan
Kala luka menyambutmu pada tangisan
Maaf rasa ini kusembunyikan
Tersadar aku bukan harapan
Cukup bagiku ini kebahagiaan
Meski hanya bertepuk sebelah tangan
Sebuah keakraban berlabuh pada kenyamanan
Seiring berjalan nya waktu begitu meyakinkan
Aku jatuh hati pada senyuman
Kini aku sedang memendam sebuah kenyataan
Tangerang,26 Oktober 2020
Secangkir keteduhan
Karya : Ibnu black
Pagi merambat sepi
Ku nikmati secangkir kopi
Duduk termangu diri
Lantunkan dzikir kepada ilahi
Burung-burung berkicau riang
Sambut pagi segera datang
Rona senyuman sejukan pandang
Saling menyapa bagai pemenang
Langkah kaki penuh isi
Sambut harapan semenjak dini
Celoteh camar parau berkicau
Tenang kan sejenak pikiran kacau
Selamat datang pagiku
Syukurku masih menemuimu
Andai saja malam itu ajal menjemput ku
Tak akan lagi ku nikmati ciptaan ilahi rabb-KU
Tangerang,27 Oktober 2020
Ikrar
Karya : Ibnu black
Pagi ini terselimuti duka
Indonesia ku sedang merana
Tahta tahta yang bergelora
Mengecam kedamaian bangsa
Berbahasa satu bahasa Indonesia
Pemuda sedang dibungkam nyatanya
Berbangsa satu bangsa Indonesia
Nyatanya hanya bangsa asing yang merdeka
Menjunjung tinggi bahasa persatuan
Nyatanya kami dicerai berai kan
Atas nama sebuah pembangunan
Rakyat jelata yang dijadikan korban
Nestapa ibu Pertiwi
Mengguncang setiap aspirasi
Menjajakan kaki berujung bui
Filsafat nyata kami kuliti
Merdeka tanah airku
Merdeka bangsaku
Jayalah negeriku
Meski dikoyak sang waktu
Tangerang,28 Oktober 2020
Postingan populer dari blog ini
PENGERTIAN PUISI MENURUT KBBI
Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Komentar
Posting Komentar