Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Cerpen Misna Saputra Widjaya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
AKU DI NEGERI ORANG,
KISAH SANG TUAN DAN PUAN
karya:
Misna saputra widjaya
Kala itu di sebuh malam hari.
Di temani secangkir kopi,
Sambil menikmati indahnya malam yang menanti pagi.
Dalam sebuah lamunan
di malam hari itu.
Sang Tuan yang Merindukan sosok sang pujaannya.
Yang telah meninggalkannya di kediamannya itu,
Hanya karna ingin mencari sepucuk rezeki untuk bisa meminangnya.
Terbuailah dalam lamunan.
Karna sudah hampir sewindu mereka hilang komunikasi tak ada kabar, semenjak terakhir sang Tuan menemuinya dalam kediamannya.
Dan selang beberapa saat lamunan itu buyar saat getar hp sang Tuan dan suara nada deri hp berbunyi.
Kring ,kring,kering...
Nomor yang tak di kenal masuk dalam ponselNya.
Segeralah ia angkat telpon itu dengan rasa penuh penasaran.
UcapNya dengan rasa penasaran.
"Halo...
Assalamualaikum?
Siapa ini"
Suara lembut menjawab.
Suara yang sering ia dengar dan suara yang saat ini ia rindukan.
"Waalaikumsalam.
Hai Tuan apa kabarmu ?
Baikah keadaanmu ?
Bagai mana keadaan kota yang saat ini kamu singgahi".
Ting..., senyap seketika pikiran Bertanya-tanya apa benar suara sang puan.
Sosok wanita yang di rindukannya.
"Allhamdulillah puji syukur kepada Allah, aku ungkapkan dengan segala nikmat yang di berikannya.
Kabarku baik disini!
Dan kota yang aku pijaki sangat bersahabat begitu pula dengan segala lingkungan dan orang-orangnya."
"Oh iya kabarmu bagai mana di sana puan?
Baikah?
Dan kabar bapak,ibu mu bagai mana?
Semoga semuanya dalam lindungan Allah.
Salam yah buat bapak ibu."
"Allhamdulillah puji syukur kepada ALLAH, kabarku berserta orang tuaku baik disini.
Insya Allah salamu akan aku sampaikan kepadanya dengan sepenuh hati lewat lisanku mengucap sebagai pembuka ucap atas sampainya salammu."
Setelah mereka saling menanya kabar suasa menjadi sunyi seketika!
lenyap begitu saja?
Dan sang Puan pun mencoba berbica apa yang dia rasa.
Dari rindu yang di pendam begitu lama.
Ia mencoba mengungkapkannya.
Dengan awal percakapan yang begitu lembut dan setiap rasa khawati dan penasaran si Puan mencoba bertanya
"Sewindu dirimu menghilang!
Di keheninga malam yang sangat lengang.
Aku pun menatap kearah rembulan yang benderang
Di temani sejuta bintang.
Wahai Tuan...
Kemana dirimu menghilang ?."
"Sewindu kita tak pernah berjumpa.
Diriku tak akan pernah melupa...
Kepadamu belahan jiwa!
Rasaku akan tetap ada
Dan terjaga selalu untukmu di sana.
Aku pergi untuk kembali!
Aku menghilang bukan tanpa tujuan yang tak pasti.
Karna ada niat di hati berazam kepada sang ilahi.
Agar aku bisa memilikimu sepenuh hati dalam ridho sang ilahi ya robi."
"Kini di kediamanku senja sudah tiba.
Datang dengan sejuta pancarona.
Dalam biasan cahaya
Bersama Rindu yang ada.
Yang selalu siap menunggu kedatanganmu.
Di kediamanku berserta rindu yang menumpuk , memupuk ingin segera bertemu..."
Seperti biasa di kediaman si Tuan pun terdengar kicau burung perkutut yang berbunyi dimalam hari menandakan waktu menjelang pagi.
"Tekukur-kur-kur-kur...."
Sambil menghela nafas yang kecil.
"Hmmm...
Kicau burung yang merdu.
Menyambut hari baru."
Dan si Tuan pun menyeruput kopinya yang menemani malamnya seperti biasa.
"Sruupppt....
Aaah...
Bersama secangkir kopi yang sendu.
Yang selalu mengingatkanku padamu,
Yang selalu aku rindu."
Dan di kediam sang Puan ada seekor burung merpati yang sedang memadu asrama di atas genteng .
Lalu terbang ke Langit tinggi.
"Kini kulihat sepasang burung merpati .
Yang mengudara tinggi!
Yang sedang bercumbu mersa
Dapatkah kita bersama?
Selayaknya burung merpati yang mengudara."
"Bila mana waktunya tiba.
Kita akan bisa bersama.
Satu atap bahagia.
Layaknya burung merpati yang selalu bersama Puan."
Tak tahan dengan mendengar suara sang Puan si Tuan pun semakin menggebu akan rindu yang menyumbat hati yang sembilu
Yang masih belum bisa berujung temu.
"Wahai Puan...
Senjaku kini berlalu.
Berganti malam yang sahdu!
Hembusan angin malam yang menyapaku.
Bawalah sejuta rasa rinduku dan salamkanlah sejuta rasa cinta dan sayangku."
Si Puan pun menjawab dengan nada sedikit tegas ,bercampur aduk dengan segala rasa yang tak mampu berdamai ,seakan air mata akan mengalir dari kelopak sudut mata sang Puan dengan rasa tak karuan.
"Wahai Tuan...
Rindu ini membunuhku!
Menusuk kerelung hatiku..."
Tak terasa air mata puan pun jatuh menitik di sidut pipinya.
Dan tersengguk-sengguk saking menahan agar air mata tak jatuh bercucuran.
"Sampai kapan aku harus menunggu.
Menunggu kedatanganmu."
Terdengarlah isak tangis kecil Puan yang sedikit merajuk.
"Maafkanlah
Diriku puan..."
Jawab sang tuan mencoba menenangkan hati sang puan agar berhenti mengeluarkan air mata yang jatuh karna rasa rindu ingin bertemu
"Yang terlalu lama bermain rindu
Hingga membuat diriku terbang.
Keatas awang-gemawang!
Dan terjatuh di Negeri orang....
Hanya karna ingin Mencari sepucuk rezeki agar aku seger bisa memidang.
Membangun bahtra kehidupan yang tenang."
Isak tangis si puan pun mulai terdenger keras dan semakin merajuk meminta kepada sang Tuan.
"Pulanglah Tuan..."
Sambil menangis dan merajuk.
Hati si Tuan pun tersentuh mendengar isak tangis sang Puan .
Sambil menahan air mata yang berlinang di sudut kelopak matanya ia pun berkata.
"Aku ingin pulang puan..."
Namun, si puan masih tetap menangis dan merajuk sambil tersengguk-sengguk.
"Pulanglah Tuan... (hik,hik,hik...)
Aku sudah sangat rindu..."
Tak terasa air mata menitih dari sudut kelopak mata sang Tuan.
Namun dia berusaha tegar layaknya seorang lelaki mencoba menenangkan hati sang pujaan hati yang sedang terbakar rindu yang menggebu.
"Bersabarlah puan...
Sebentar lagi aku akan pulang.
Membawa sebongkah berlian,
Untuk meminang dan sebuah mahar yang di inginkan."
Namun si Puan menjawab dengan nada agak kesal karna si Tuan belum bisa memenuhi keingian nya dia masih merahuk dalam tangisnya.
"Aku tak butuh berlian!
untuk engkau pinang....
Aku hanya ingin engkau pulang...(hik,hik,hik...)
Tak lagi di Negri orang.
(Hik, hik,hik...)"
Tak terasa mendengar suara tangis sang Puan ,hati si Tuan gemetar dan tak terasa menitik air mata di sudut mataNya karna mendengar keluh kesah betapa sang Puan ingin bertemu.
Sambil meng hapus air mata di pipi sendiri si Tuan pun mencoba terus menenangkan tangisan si puan.
"Bersabarlah aku akan segera pulang.
Pasrahkan semuanya kepada Tuhan semesta alam...
Doakan saja lewat doa-doa yang engkau panjatkan.
Agar diriku segera bisa pulang dengan hasil yang memuaskan .
Dan begitu sesampainya aku pulang ,aku akan segera datang di kediamanmu bersama orang tuaku untuk menemui orang tuamu dan langsung melamarmu."
Ucapnya ia berkata dengan tegas dan penuh keyakinan untuk meyakinkan hati si puan.
Dan akhirnya mendengar perkataan si Tuan yang penuh keyakinan siPuan pun luluh dan tangisnya sedikit redah .
"Baiklah Tuan...
Doaku selalu menyertaimu,
Rasaku akan terjaga utuh.
Diriku akan menunggu kedatanganmu di kediamanku."
Dan si puan pun sambil menghela nafas pendek dan mengusap air mata yang berlinang .
"Hmmm...
Semoga kita bisa bersama.
Selayaknya burung merpati
yang menjulang tinggi!
Yang selalu terbang bersama.
Serasa mengikuti irama."
TAMAT
SUBANG,JAWA BARAT
10 ,Februari 2020
Postingan populer dari blog ini
PENGERTIAN PUISI MENURUT KBBI
Pranala ( link ): https://kbbi.web.id/puisi puis 1i/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; -- bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik; -- berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang; -- lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi Barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa te...
Komentar
Posting Komentar